Taukah kamu....setiap malam bayanganmu selalu hadir dalam hatiku.....dan wajahmu....selalu memasuki miimpiku.....bgitu pula cintamu........yang selalu tumbuh d hatiku.......22-0ck-2010MY LOVE STORY
Kamis, 21 Oktober 2010
Rabu, 13 Januari 2010
“SASTRA MELAYU KLASIK SEBAGAI SASTRA INDONESIA LAMA”
TUGAS MAKALAH
“SASTRA MELAYU KLASIK SEBAGAI
SASTRA INDONESIA LAMA”
Dosen Pembina :
Drs. H. Zainal Abidin, M.Pd.
Disusun Oleh :
Vika Khulla Mahbubah (2090710066)
Nilam Niswah Konita (2090710065)
Rina Wulandari (2090710046)
Ahmad Zubairi (2090710080)
Artika Sari Abdullah (2090710057)
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
OKTOBER 2009
1) Pengertian Sastra Melayu Klasik
Sastra melayu lama adalah sastra yang berbentuk lisan atau sastra melayu yang tercipta dari suatu ujaran atau ucapan. Sastra melayu lama masuk ke indonesia bersamaan dengan masuknya agama islam pada abad ke-13. Peninggalan sastra melayu lama terlihat pada dua bait syair pada batu nisan seorang muslim di minye tujuh, aceh.(http://agepe-lesson.blogspot.com)
Sastra melayu lama adalah termasuk bagian dari karya sastra indonesia yang dihasilkan antara tahun 1870 - 1942, yang berkembang dilingkungan masyarakat sumatera seperti "langkat, tapanuli, minangkabau dan daerah sumatera lainnya", orang tionghoa dan masyarakat indo-eropa.
Karya sastra pertama yang terbit sekitar tahun 1870 masih dalam bentuk syair, hikayat dan terjemahan novel barat.(http://agepe-lesson.blogspot.com)
Yang dimaksud dengan sastra melayu klasik adalah sastra yang hidup dan berkembang di daerah melayu pada masa sebelum dan sesudah islam hingga mendekati tahun 1920-an di masa balai pustaka..
Masa sesudah Islam merupakan zaman dimana sastra Melayu berkembang begitu pesat karena pada masa itu banyak tokoh Islam yang mengembangkan sastra Melayu.
( http://melayuonline.com)
Catatan tertulis pertama dalam bahasa Melayu Kuna berasal dari abad ke-7 Masehi, dan tercantum pada beberapa prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya di bagian selatan Sumatera dan wangsa Syailendra di beberapa tempat di Jawa Tengah. Tulisan ini menggunakan aksara Pallawa.[3] Selanjutnya, bukti-bukti tertulis bermunculan di berbagai tempat, meskipun dokumen terbanyak kebanyakan mulai berasal dari abad ke-18.(http://topengtopeng.blogspot.com)
No Pengarang Karya:
1 G. Francis (indonesia) Nyai dasima
2 A.f van dewall Bunga rampai, kisah perjalanan nakhoda bontekoe, kisah pelayaran ke pulau kalimantan, kisah pelayaran ke makassar.
3 H.f.r kommer (indo) Cerita siti aisyah, cerita nyi paina, cerita nyai sarikem, cerita nyonya kong hong nio, dannona leonie.
4 Kat s.j Warna sari melayu
5 F.d.j. pangemanan Cerita si conat dan cerita rossina.
6 F. Wiggers Nyai isah, drama raden bei surioretno, dansyair java bank dirampok
7 Gouw peng liang Lo fen kui
8 Thio tjin boen Cerita oey see, tambahsia
9 R.m.tirto adhi soerjo Busono, nyai permana
10 Hadji moekti (indo) Hikayat siti mariah
11 Terjemahan Mengelilingi bumi dalam 80 hari
12 Terjemahan Graaf de monte cristo
13 Terjemahan Kapten flamberger
14 Terjemahan Rocambole
15 Terjemahan Robinson crusoe
16 Terjemahan Lawan-lawan merah
17 Dari masyarakat Ada sekitar 3000 judul karya sastra melayu lama lainnya
(http://agepe-lesson.blogspot.com)
2) ciri-ciri sastra melayu lama yaitu :
· Anonim atau tidak ada nama pengarangnya
· Istana sentris (terikat pada kehidupan istana kerajaan)
· Tema karangan bersifat fantastis
· Karangan berbentuk tradisional
· Proses perkembangannya statis
· Bahasa klise.(http://agepe-lesson.blogspot.com)
3) Penggolongan sastra melayu klasik
Sastra Melayu Klasik tidak dapat digolongkan berdasarkan jangka waktu tertentu karena hasil karyanya tidak memperlihatkan waktu. Semua karya berupa milik bersama. Karena itu, penggolongan biasanya berdasarkan atas : bentuk, isi, dan pengaruh asing.
1. Kesusastraan Rakyat / kesusastraan Asli (Masa Purba)
Kesusastraan rakyat/ Kesusastraan melayu asli, hidup ditengah-tengah masyarakat. Cerita itu diturunkan dari orang tua kapada anaknya, dari nenek moyang kepada cucunya, dari pencerita kepada pendengar. Penceritaan ini dikenal sebagai sastra lisan (oral literature).
Kesusastraan yang tumbuh tidak terlepas dari kebudayaan yang ada pada waktu itu. Pada masa Purba (sebelum kedatangan agama Hindu, Budha dan Islam) kepercayan yang dianut masyarakat adalah animisme dan dinamisme. Karena itu, cerita mereka berhubungan dengan kepercayaan kepada roh-roh halus dan kekuatan gaib yang dimilikinya. Misalnya :
- Cerita asal-usul
- Cerita binatang
- Cerita Jenaka
- Cerita Pelipur lara.
Contoh
Mantra Memasuki hutan rimba
Hai, si Gempar Alam
Gegap gempita
Jarum besi akan romaku
Ular tembaga akan romaku
Ular bisa akan janggutku
Buaya akar tongkat mulutku
Harimau menderam di pengeriku
Gajah mendering bunyi suaraku
Suaraku seperti bunyi halilintar
Bibir terkatup, gigi terkunci
Jikalau bergerak bumi dan langit
Bergeraklah hati engkau
Hendak marah atau hendak
membiasakan aku.
2. Pengaruh Hindu-Budha dalam Kesusastraan Melayu Klasik
Pengaruh Hindu Budha di Nusantara sudah sejak lama. Menurut J.C. Leur (Yock Fang : 1991:50) yang menyebarkan agama Hindu di Melayu adalah para Brahmana. Mereka diundang oleh raja untuk meresmikan yang menjadi ksatria. Kemudian dengan munculnya agama Budha di India maka pengaruh India terhadap bangsa Melayu semakin besar. Apalagi agama Budha tidak mengenal kasta, sehingga mudah beradaptasi dengan masyarakat Melayu.
- Epos India dalam kesusastraan Melayu
· Ramayana : cerita Ramayana sudah dikenal lama di Nusantara. Pada zaman pemerintahan Raja Daksa (910-919) cerita rama diperlihatkan di relief-relief Candi Loro Jonggrang. Pada tahun 925 seorang penyair telah menyalin cerita Rama ke dalam bentuk puisi Jawa yaitu Kakawin Ramayana. Lima ratus tahun kemudian cerita Rama dipahat lagi sebagai relief Candi Penataran. Dalam bahasa melayu cerita Rama dikenal dengan nama Hikayat Sri Rama yang terdiri atas 2 versi : 1) Roorda van Eysinga (1843) dan W.G. Shelabear.
· Mahabarata : Bukan hanya sekedar epos tetapi sudah menjadi kitab suci agama Hindu. Dalam sastra melayu Mahabarata dikenal dengan nama Hikayat Pandawa. Dalam sastra jawa pengaruh Mahabarata paling tampak dari cerita wayang.
3. Kesusastraan Pada Masa Peralihan Hindu Budha ke Islam
Sastra jaman islam adalah sastra yang lahir dari pertemuan sastra yang berunsur Hindu dengan sastra yang berunsur Islam di dalamnya. Contoh karya-karya sastra yang masuk dalam masa ini adalah ; Hikayat Puspa raja, Hikayat Parung Punting, Hikayat Lang-lang Buana, dsb.
Sastra pengaruh Islam adalah karya sastra yang isinya tentang ajaran agama Islam yang harus dilakukan oleh penganut agama Islam. Contoh karya : Hikayat Nur Muhammad, Hikayat Bulan Berbelah, Hikayat Iskandar Zulkarnaen dsb.
-Perkembangan agama Islam yang pesat di Nusantara sebenarnya bertalian dengan perkembangan Islam di dunia. Pada tahun 1198 M. Gujarat ditaklukkan oleh Islam. Melalui Perdagangan oleh bangsa Gujarat, Islam berkembang jauh sampai ke wilayah Nusantara. Pada permulaan abad ke-13 Islam berkembang pesat di Nusantara.-
-Pada abad ke-16 dan ke-17 kerajaan-kerajaan di Nusantara satu persatu menjadi wilayah jajahan bangsa-bangsa Eropa yang pada mulanya datang ke Nusantara karena mau memiliki rempah-rempah.- ( http://Kompas.blogspot.com)
4. Daftar Bentuk Sastra Melayu Klasik
1. Pantun
Pantun yaitu salah satu bentuk puisi lama Melayu yang di dalamnya tersirat kehalusan budi dan ketajaman pikiran.
Contoh
Kayu cendana di atas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang
1.1 Dilihat dari bentuknya, pantun dibagi menjadi:
a. pantun biasa
Pantun biasa sering juga disebut pantun saja.
Contoh :
Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukan ke dalam hati
b. seloka (pantun berkait)
Seloka adalah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja sebab pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait.
Contoh :
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
Kayu jati bertimbal jalan,
Turun angin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan,
Ke mana untung diserahkan
c. talibun
Talibun adalah pantun jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi
harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya. Jika satu bait berisi enam
baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
Jika satiu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan
empat isi. Jadi, apabila enam baris, sajaknya a – b – c – a – b – c. Bila
terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d
Contoh :
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu
d. pantun kilat (karmina),
Ciri-cirinya: setiap bait terdiri dari 2 baris, baris
pertama merupakan sampiran, baris kedua merupakan isi, bersajak a – setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata.
Contoh :
Dahulu parang, sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci
1.2 Dilihat dari isinya, pantun dibagi atas:
a. pantun anak-anak
Contoh :
Elok rupanya si kumbang jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang
b. pantun orang muda
Contoh :
Tanam melati di rama-rama
Ubur-ubur sampingan dua
Sehidup semati kita bersama
Satu kubur kelak berdua
c. pantun orang tua
Contoh :
Asam kandis asam gelugur
Kedua asam riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang
d. pantun jenaka
Contoh :
Elok rupanya pohon belimbing
Tumbuh dekat pohon mangga
Elok rupanya berbini sumbing
Biar marah tertawa juga
e. pantun teka-teki
Contoh :
Kalau puan, puan cemara
Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijak laksana
Binatang apa tanduk di kaki
(http://agepe-lesson.blogspot.com)
2. Mantra
Mantra adalah puisi yang memiliki aspek ritual, diucapkan pada kesempatan tertentu dengan cara-cara tertentu dan ditujukan pada makhluk gaib.
Mantra adalah merupakan puisi tua, keberadaannya dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan.
Contoh:
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu (http://agepe-lesson.blogspot.com)
3. Syair
Syair adalah puisi atau karangan dalam bentuk cerita yang mementingkan irama sajak. Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab.
Contoh :
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
Negeri bernama Pasir Luhur (a)
Tanahnya luas lagi subur (a)
Rakyat teratur hidupnya makmur (a)
Rukun raharja tiada terukur (a)
Raja bernama Darmalaksana (a)
Tampan rupawan elok parasnya (a)
Adil dan jujur penuh wibawa (a)
Gagah perkasa tiada tandingnya (a)
Berdasarkan isinya, syair dapat dibagi ke dalam enam golongan (Hooykaas, 1937: 66–74; Liaw Yock Fang, 1982: 293– 316). Masing-masing bagian akan diberi contoh dan akan dibahas lebih lanjut. Beberapa golongan tersebut adalah:
Syair Romantis: Syair Bidasari
Syair Kiasan: Syair Ikan Terubuk Berahikan Puyu-puyu
Syair Sejarah: Syair Perang Mengkasar
Syair Saduran: Syair Damar Wulan
Syair Keagamaan: Syair Perahu
4. Karmina
Karmina adalah pantun dua seuntai (pantun kilat)yang terdiri dari dua baris, baris
pertama sebagai sampiran dan baris kedua sebagai isi.
Contoh:
Sudah gaharu cendana pula
Sudah tahu masih bertanya pula
5. Hikayat
Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa yang berisi kisah, cerita, dongeng
atau sejarah. Biasanya mengisahkan tentang kehebatan atau kepahlawanan
seseorang.
6. Gurindam
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India)
Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris
kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh.
Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua
berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama
tadi.
Contoh :
Pabila banyak mencela orang
Itulah tanda dirinya kurang
Dengan ibu hendaknya hormat
Supaya badan dapat selamat
Gurindam Dua Belas
· Kumpulan gurindam yang dikarang oleh Raja Ali Haji dari kepulauan Riau.
· Dinamakan Gurindam Dua Belas oleh karena berisi 12 pasal, antara lain tentang-ibadah, kewajiban raja, kewajiban anak terhadap orang tua, tugas orang tua kepada anak, budi pekerti dan hidup bermasyarakat
Contoh :
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
(http://agepe-lesson.blogspot.com)
7. Seloka
Seloka merupakan bentuk puisi Melayu Klasik, berisikan pepetah maupun
perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan.
contoh seloka 4 baris:
anak pak dolah makan lepat,
makan lepat sambil melompat,
nak hantar kad raya dah tak sempat,
pakai sms pun ok wat ?
contoh seloka lebih dari 4 baris:
Baik budi emak si Randang
Dagang lalu ditanakkan
Tiada berkayu rumah diruntuhkan
Anak pulang kelaparan
Anak dipangku diletakkan
Kera dihutan disusui
8. Bidal
Perihabasa atau pepatah yang mengandung nasehat dan sindiran dalam bentuk kalimat singkat dan memperhitungkan rima atau keindahanbunyi.
Contoh:
Ikut hati mati, ikut rasa binasa
9. Fabel
Cerita tentang karakter seseorang yang di perankankan oleh binatang (berisi pendidikan moral dan budi pekerti) dan sastra jenis fabel ini merupakan sastra lisan (dongeng) kerakyatan yang lazim berkembang di masyarakat pada masa penjajahan. Contoh : Kancil yang cerdik tapi licik,dll. Tapi pada era moderm ini sastra jenis fabel ini lebih banyak mendominasi dalam dunia perfilman.
D. Ciri-ciri khusus sastra Melayu lama
1. Ciri-ciri pantun
a. Setiap baris pantun dapat berdiri sendiri.
b. Bersajak ab-ab
c. Bersifat lirik: mengungkapkan perasaan.
d. Tediri atas sampiran dan isi.
e. Dua baris pertama: sampiran, dua baris terakhir:isi.
f. Terdiri ndari 4 baris, tiap baris terdiri dari 4 kata, 9-12 suku kata.
g. Tiap baris terdiri dari dua elahan napas.
2. Ciri-ciri mantra
a. Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde.
b. Bersifat lisan, sakti atau magis
c. Adanya perulangan
d. Metafora merupakan unsur penting
e. Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan misterius
f. Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan persajakan.
3. Ciri-ciri syair
a. terdiri dari 4 baris
b. berirama aaaa
c. keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair
4. Ciri-ciri karmina
a. Setiap bait merupakan bagian dari keseluruhan.
b. Bersajak aa-aa, aa-bb
c. Bersifat epik: mengisahkan seorang pahlawan.
d. Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi.
e. Semua baris diawali huruf capital.
f. Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4 diakhiri tanda titik.
g. Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu rayuan dan perintah.
5. Ciri-ciri hikayat
Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama
6. Ciri gurindam
Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian
baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian rada baris pertama tadi
7. ciri-ciri seloka
· Ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair, namun ada seloka yang ditulis lebih dari empat baris.
8. Ciri-ciri bidal
· Merupakan jenis puisi bebas.
· Terdapat beberapa baris dalam rangkap untuk mmenjelaskan pemerian.
· Tidak ada pembayang, setiap rangkap dapat menjelaskan satu keseluruhan cerita.
· Terdiri dari 6-20 baris. ( http://Kompas.blogspot.com)
9. Fabel
· Bebas seperti essai atau cerbung dan cerpen bahkan novel
· Karakter tokoh diperankankan oleh binatang moral dan budi sastra jenis fabel ini merupakan sastra lisan (dongeng) kerakyatan.
Daftar Rujukan :
( http://melayuonline.com)
(http://agepe-lesson.blogspot.com)
(http://Kompas.blogspot.com)
(http://topengtopeng.blogspot.com)
“MEMBINA HUBUNGAN DAN KESATUAN DENGAN HADIRIN”
TUGAS MAKALAH
“MEMBINA HUBUNGAN DAN KESATUAN DENGAN HADIRIN”
Dosen Pembina :
Dra. Hj. Luluk Sri Agus Prasetyoningsih, M.Pd
Disusun Oleh :
Vika Khulla Mahbubah (209.07.1.0066)
Afiful Fita Yati (209.07.1.0067)
Ismail (209.07.1.0064)
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
DESEMBER 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tidak semua hadirin menyambut presentasi kita dengan antusias, beberapa hadirin mungkin tidak tertarik, menyambut dengan dingin, atau bahkan berpikir negatif tentang kita. Mungkin anda pernah diundang ke sebuah forum presentasi dimana pesertanya sibuk bertelpon, sebagian keluar ruangan dengan alasan ada janji penting yang tidak bisa ditunda,sisanya sibuk mengobrol dengan rekan-rekannya. Kondisi tersebut tentunya dapat membuat jengkel seorang pembicara. Makalah ini menyebutkan beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk menghadapi berbagai tipe hadirin yang bermasalah.
1.2. Masalah yang Dibahas
Sebutkan tipe-tipe hadirin bermasalah ?
Bagaimana cara menghadapi hadirin bermasalah ?
Berikan tips-tips yang bisa di praktekkan saat menghadapi hadirin ?
1.3. Tujuan Masalah
Dapat menyebutkan tipe-tipe hadirin bermasalah
Mengetahui metode menghadapi hadirin bermasalah
Dapat menyebutkan tips-tips yang bisa di praktekkan saat menghadapi hadirin
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Tipe-tipe Hadirin Bermasalah
2.1.1. Hadirin yang “Dingin”
Yaitu yang tidak responsif terhadap materi yang di sampaikan.
2.1.2. Hadirin yang Sibuk Sendiri Yaitu orang-orang sibuk yang perlu melakukan ini-itu saat presentasi berlangsung.
2.1.2. Hadirin yang Sibuk Sendiri Yaitu orang-orang sibuk yang perlu melakukan ini-itu saat presentasi berlangsung.
2.1.3. Hadirin yang Menyudutkan
Yaitu hadirin yang mencecar dengan banyak pertanyaan.
2.1.4. Hadirin dengan Pertanyaan Sulit Hadirin yang mengajukan pertanyaan dan pertanyaan tersebut sulit dijawab oleh pembicara.
2.1.5. Hadirin Sok Pintar Hadirin yang ketika diminta untuk bertanya, bukanya mengajukan pertanyaan, dia malah berceramah panjang lebar seakan-akan dia tahu segalanya.
2.1.6. Hadirin Sok Penting Hadirin yang tampak selalu sibuk, menelpon sana-sini dan ber”haha-hihi” dengan entah siapa di seberang sana. Dia juga merasa seolah-olah dibutuhkan oleh banyak orang.
2.1.4. Hadirin dengan Pertanyaan Sulit Hadirin yang mengajukan pertanyaan dan pertanyaan tersebut sulit dijawab oleh pembicara.
2.1.5. Hadirin Sok Pintar Hadirin yang ketika diminta untuk bertanya, bukanya mengajukan pertanyaan, dia malah berceramah panjang lebar seakan-akan dia tahu segalanya.
2.1.6. Hadirin Sok Penting Hadirin yang tampak selalu sibuk, menelpon sana-sini dan ber”haha-hihi” dengan entah siapa di seberang sana. Dia juga merasa seolah-olah dibutuhkan oleh banyak orang.
2.2. Cara Menghadapi hadirin bermasalah
2.2.1. Menghadapi Hadirin yang “Dingin” Banyak faktor yang menyebabkan hadirin menyambut dingin. Bisa karena hadirin sedang marah atau jengkel, atau tidak tertarik dengan materi yang kita sampaikan. Bila hadirin menyambut dengan dingin karena jengkel atau bad mood, maka sebelum memberikan presentasi lakukan game, memutar musik, atau lemparkan jokes. Bila hadirin masih juga menyambut dengan dingin, maka cobalah dengan mengajak mereka keluar ruangan untuk mencairkan suasana hati hadirin.
2.2.2.Menghadapi Hadirin yang Sibuk Sendiri Faktor yang menyebabkan hadirin sibuk sendiri adalah mereka kurang tertarik dengan isi presentasi yang Anda bawakan, bisa pula karena mereka orang-orang sibuk yang perlu melakukan ini-itu saat presentasi berlangsung, hal ini bisa jadi dikarenakan volume suara Anda kurang terdengar. Untuk mengatasi hal ini lakukan tips berikut: Jika peserta berisik, tinggikan suara anda. Lakukan pause/jeda, tunggu sampai suara mereka reda. Lakukan instropeksi, apakah ada yang kurang tepat dengan materi yamg Anda berikan. Berikan suatu pertanyaan, Pertanyaan biasanya akan membuat atensi hadirin kembali pada anda. Hentikan materi, jika peserta berisik percuma anda terus memberikan materi.
2.1.3. Menghadapi Hadirin yang Menyudutkan Hadirin yang mencecar dengan banyak pertanyaan. Untuk menghadapi hadirin ini Anda harus tetap bersikap tenang dan tidak terpancing. Anda boleh menjawab pertanyaan selama itu berhubungan dengan topik. Tapi bila sudah menyimpang lakukan strategi sebagai berikut: Tataplah jam kemudian berdiri sambil menatap hadirin itu seraya tersenyum (senyum penuh maklum seperti yang diberikan oleh orang tua yang sedang menghadapi anaknya yang nakal). Kemudian katakan,”Saya sangat menghargai pertanyaan-pertanyaan yang Anda sampaikan pada saya. Seandainya saya punya banyak waktu disini, pasti akan dengan senang hati saya berdiskusi dengan Anda. Tapi karena waktu kita terbatas dan masih banyak materi yang akan saya sampaikan, mohon Anda bersabar untuk menunda pertanyaan tersebut. Nanti setelah presentasi selesai, saya akan luangkan waktu khusus buat Anda.
2.1.4. Menghadapi Hadirin dengan Pertanyaan Sulit Hadirin dengan pertanyaan yang sulit dijawab oleh pembicara, karena pembicara bukanlah orang yang tahu segalanya maka wajar jika suatu saat pembicara mengalami keadaan tersebut. Bila suatu waktu anda mengalami hal ini hanya ada satu pesan: JANGAN SEKALI-KALI MENJAWAB SUATU PERTANYAAN YANG ANDA SENDIRI TIDAK TAHU PASTI JAWABANNYA. Lebih baik mengatakan anda tidak tahu daripada memaksa menjawab yang pada akhirnya hadirin tahu bahwa jawaban anda tersebut salah. Oleh sebab itu, bila suatu waktu anda mendapatkan pertanyaan yang sulit dari hadirin, lemparkan kembali pertanyaan tersebut kepada hadirin.” Pak X, saya mohon maaf bahwa saya terus terang tidak punya pengetahuan yang memadai untuk menjawab pertanyaan bapak. Munkin ada di antara hadirin yang hadir bisa membantu saya menjawab pertanyaan dari pak X tadi ?”. Dengan melempar pertanyaan kembali ke hadirin, ada banyak keuntungan yang Anda dapatkan. Pertama, perhatian hadirin jadi teralihkan dari yang tadinya menunggu Anda untuk menjawab jadi menunggu teman-temannya untuk menjawab. Kedua, hadirin merasa senang karena merasa dilibatkan untuk ikut memikirkan suatu masalah.Dan yang ketiga, Anda jadi punya waktu untuk istirahat sejenak menunggu hadirin menjawab pertanyaan tersebut. Bagaimana bila ternyata setelah menunggu sekian lama tidak ada hadirin yang bisa menjawab? Maka tundalah jawabannya dengan menggatakan kalimat ampuh:” Baiklah bapak-ibu, karena tidak ada dari kita yang bisa menjawab pertanyaan tersebut maka pertanyaan tadi saya jadikan sebagai PR bagi kita semua. Jadi setelah presentasi ini selesai, silahkan bapak-ibu mencoba mencari jawabannya dan bila sudah ketemu tolong hubungi saya. Saya pun akan berusaha mencari jawabannya. Nah bagaimana kalau kita melanjutkan materi kita hari ini?” Kalimat di atas sangat baik untuk mengakhiri suatu pertanyaan. Dengan langsung menawarkan pada peserta untuk melanjutkan materi, dengan sendirinya pertanyaan tadi terlupakan,dan Anda pun bisa melanjutkan presentasi tanpa hambatan.
2.1.5. Menghadapi Hadirin Sok Pintar. Dalam forum biasanya ada saja hadirin yang sok pintar. Biasanya ini muncul saat sesi tanya jawab. Ketika hadirin diminta untuk bertanya, bukanya mengajukan pertanyaan, dia malah berceramah panjang lebar seakan-akan dia tahu segalanya. Ada tiga hal yang biasanya mendorong orang untuk bicara’’sok tau’’. Pertama karena dia merasa lebih pintar dari pembicara, kedua dia ingin membuktikan pada peserta lain bahwa dia memiliki wawasan yang luas dan ketiga dia sedang mencari perhatian. Apapun alasannya, hadirin sok pintar ini biasanya cukup menyulitkan karena menyita waktu terlalu banyak untuk berceramah. Dia lupa bahwa kapasitasnya di forum tersebut adalah sebagai hadirin bukan sebagai pembicara. Bila menghadapi hal ini, tidak usah terlalu pusing. Biarkan saja dia bicara sepuasnya. Setelah itu anda cukup menjawab dengan singkat:”Baiklah terima kasih banyak atas informasi yang anda berikan. Saya harap ini bisa menambah wawasan kita tentang materi hari ini! Mungkin ada peserta lain yang ingin bertanya?”. Hindarilah mencoba menanggapi atau beradu argumen. Bila anda mencoba beradu argumen atau meluruskan apa yang dikatakan si hadirin sok pintar tadi, akan terjadi perdebatan panjang karena hadirin “sok pintar” tentu saja tidak mau di anggap kalah oleh hadirin yang lain. Jadi, lakukan trik ampuh saya yaitu senyum bijak(senyum penuh maklum seperti orang tua yang sedang mendengar protes anaknya). Tapi anda harus hati-hati jangan sampai senyum bijak anda berubah menjadi senyum sinis,kanena itu akan membuat semua hadirin malah pro ke si audiens ”sok pintar” tadi. Caranya? Kendalikan emosi anda. Anggap saja anda sedang menghadapi sekelompok anak-anak rewel yang meminta sesuatu. Kalau anda tanggapi, akan terjadi kericuhan. Jadi biarkan saja dan lanjutkan materi anda.
2.1.6. Menghadapi Hadirin Sok Penting. Biasanya hadirin seperti ini tampak sok sibuk, menelpon sana-sini dan ber”haha-hihi” dengan entah siapa di seberang sana. Selain tipe sok sibuk juga ada tipe “cool”. Tipe ini biasanya langsung duduk, mengeluarkan handphone dan langsung tengelam dengan sms. Cara menangani hadirin seperti ini ialah dengan cara mengabaikannya, atau Anda bisa bersikap tegas. Tergantung situasi dan kondisi yang ada. Bila Anda ingin semua hadirin fokus pada materi yang Anda bawakan, maka sebaiknya Anda bersikap tegas. “ Bapak-ibu, saya mohon memperhatikan sungguh-sungguh materi yang akan saya bawakan. Bila Anda masih mempunyai keperluan lain, saya beri waktu 10 menit untuk menyelesaikannya di luar ruangan, nanti setelah selesai silahkan masuk kembali untuk mengikuti materi”. Dan yang terpenting emosi anda tidak boleh terpengaruh.
2.3. Tips Menghadapi Hadirin
Sadari apa yang dipikirkan dan dirasakan hadirin anda.
- · Mereka ingin Anda sukses dalam membawakan presentasi Anda sehingga mereka juga mendapatkan manfaatnya.
- Anda punya sesuatu yang diinginkan mereka baik itu pengetahuan, pengalaman, tips, dll.
- Mereka tidak tahu apa yang Anda rasakan, termasuk kecemasan Anda.
- Perlakukan hadirin sebagai sahabat, orang-orang yang membuat Anda nyaman.
- Visualisasikan bagaimana Anda dapat suksus membawakan presentasi. Lakukan dialog internal. Prosesvisualisasi ini akan menambah energi positif dalam presentasi Anda nantinya. Dialog internal dapat digunakan sebagai suatu gladi resik atau berlatih dalam pikiran Anda. Kendalikan nervous Anda.
- Hindari bahasa tubuh yang mengekspresikan kegelisahan.
- Kelola jarak Anda dengan hadirin.
· Kontrol suara Anda
· Tarik napas dalam-dalam dan bernapas secara teratur untuk mengurangi ketegangan.
Lakukan perenggangan.
Head rolls, untuk mengendurkan otot-otot leher dengan menolehkan kepala ke kiri-kanan secara perlahan dan kemudian putar searah jarum jam.
Arm lifts, rentangkan kedua tangan Anda sejauh-jauhnya kesisi kanan kemudian ke kiri untuk membuat anggota gerak Anda terasa lebih rileks.
Jaw breakers, buka mulut selebar-lebarnya, gerak-gerakkan rahang Anda untuk membuatnya terasa lebih rileks.
Ekstra perhatian pada bagian pembukaan Anda.
Practice!
Latihlah secara lantang presentasi Anda.
Simulasikan kondisi yang sebenarnya.
Coba berlatih dengan pengalokasian waktu yang sebenarnya.BAB IIIPENUTUPMenangani hadirin yang dingin yaitu dengan cara; pertama kita harus bertanya kepada peserta apa yang menyebabkan mereka kurang antusias mengikuti jalannya presentasi, kedua sebelum melakukan presntasi, lakukan game yang meriah atau lemparkan jokes yang lucu. Menghadapi hadirin yang sibuk sendiri yaitu dengan cara; pertama tinggikan suara Anda, kedua lakukan pause/jeda, ketiga instropeksi, keempat berikan suatu pertanyaan, kelima hentikan materi. Menangani hadirin sibuk sendiri yaitu dengan cara; tetap bersikap tenang dan tidak mudah terpancing. Menghadapi hadirin dengan pertanyaan sulit yaitu dengan cara; tidak memaksa menjawab pertanyaan yang sebenarnya tidak tahu jawabannya. Menghadapi hadirin sok pinter dengan cara; hindari mencoba menanggapi atau beradu argumen dengan hadirin. Menangani hadirin sok penting dengan cara; abaikan atau bersikaplah tegas terhadap hadirin yang sok penting tersebut. Tips-tips yang bisa Anda praktekkan saat menghadapi hadirin; · Sadari apa yang dipikirkan Anda dan dirasakan hadirin Anda · Visualisasikan bagaimana Anda dapat sukses membawa presentasi · Lakukan dialog internal · Kendalikan nervaus Anda · Lakukan peregangan atau stretching · Ekstra perhatian pada bagian pembukaan Anda · Practice! Practice! Practice! DAFTAR RUJUKAN Sriewijono, Alexander, dkk. 2009. Talk Inc. Points. Kekuatan Mental, Ketepatan Kata, dan Totalitas Bahasa Tubuh untuk Menjadi Pembicara Profesional. Jakarta: Gramedia.
Langganan:
Postingan (Atom)